Monday, April 6, 2020

Dokter Rimbu


El Hakim

DOKTER RIMBU

Cetakan Kedua

Milik Dep. P & K Tidak Diperjualbelikan

Penerbit dan Balai Buku Ichtiar
Jakarta
1978

Dihadapkan kepada

Dihadap kepada

Isteriku
Hafni Zahra

kepada anak-anakku
Uyung, Ibnu dan Ati

serta cucu-cucuku
Rasul, Kiki, Dewi dan Tyara

Pendahuluan Kata

Buku DOKTER RIMBU dikarang ketika penulis berada dalam penjara Belanda di Jogja, antara Desember 1948 dan Juni 1949.

Karena waktu itu tidak memiliki catatan-catatan yang diperlukan, maka isi buku itu, tidaklah begitu lengkap. Juga nama-nama mereka yang disebut-sebut, dengan sengaja ditukar dengan nama-nama samaran, terutama karena banyak nama-nama yang tidak diingat benar-benar.

Banyak peristiwa-peristiwa penting diingatkan kembali oleh isteri saya, Hafni Zahra, yang dengan begitu dapat ditambahkan kisahnya dalam buku ini.

Dewasa ini oleh beberapa teman-teman sejawat dokter-dokter dirasakan keperluannya buat menerbitkan cetakan kedua buku itu. Menurut mereka supaya dapat memberi gambaran atas hidup dan suka-duka hidup seorang dokter muda yang bekerja di daerah pedalaman, yang masih setengah hutan dan jauh dari segala kesibukan dokter di kota besar, kepada dokter-dokter angkatan muda sekarang yang ribuan banyaknya itu.

Juga bahwa seorang dokter muda yang idialis, dan berdedikasi pada ilmunya serta berperasaan kasih pada bangsanya yang berada jauh di pedalaman, dapat banyak menolong pembangunan bangsa dan negaranya.

Proloog

masih progres

BAB I - TANGAN DINGIN

  • Tangan dingin, adalah satu sebutan bagi seorang dukun atau dokter yang selalu beruntung dalam mengobati sakit. Wanita bersalin beberapa hari yang tidak dapat perawatan baik di kampung di tengah-tengah sawah, dalam bahaya dengan keracunan darah. Praktek dokter di kampung dengan perkakas seada-adanya. Si Bayi dapat diselamatkan tetapi ibunya lama baru dapat disembuhkan. Dokter di rimbu harus terus-menerus via buku-buku baru menuruti kemajuan dalam ilmu kedokteran modern supaya tidak ketinggalan zaman.
  • Dokter di rimbu harus tabah, rajin penuh dedikasi. Operasi berat yang terpaksa dijalankan, karena tidak ada pilihan lain. Pasien yang disangka akan mati, membaik. Apa Tangan Dingin itu memang ada?
  • Wanita Belanda sedang hamil seratus kilometre jauh dari tempatnya minta ditolong hanya oleh Dr. Hakam karena terkenal Tangan Dingin. Kolega Belanda yang mendesak Dr. Hakam dan bukan ia tidak sanggup sendiri menolong pasien, tetapi pasien Belanda itu dan kawan-kawannya berkeras Dr. Hakam datang.
  • Perjalanan dalam gelap di atas jalan buruk dan penuh batu-batu dalam mobil tua ke Rengat. Pasien Wanita Belanda dengan susah payah melahirkan anak sehat. Pesta champagne yang tidak dihadiri oleh Dr. Hakam yang terus kembali ke tempatnya sendiri.

BAB II - DEMAM KURO

  • Penyakit Malaria, Quartana dan Tertiana yang terus menerus mengganas di daerah pekerjaan Dr. Hakam. Rawa-rawa yang besar dan lebar sepanjang tepi Sungai Indragiri atau Kuantan adalah sarang nyamuk-nyamuk malaria. Tidur berkelambu harus, supaya kurang digigit nyamuk pada malam hari. Tiap memeriksa kampung menjadi rutin mengambil darah pasien buat diperiksa apa ada kuman malaria apa tidak. Orang-orang kampung yang kebal atau imun karena telah berkali-kali kena penyakit malaria. Pasien malaria-otak mengamuk. Pemberantasan malaria yang intensif dengan obatan dan irrigasi. Mengumpulkan larva nyamuk malaria dari kolam, rawa buat menentukan bangsa nyamuk yang ada dan sedang musim. Banyak pasien wanita dalam hamil berpenyakit malaria. Pasien hamil, sakit malaria, melahirkan anak kembar tiga. Sipir gila dan orang gila tahanan. Si Ali mengaku menantu Nabi Mohammad dan mencari isterinya Fatimah dan mengira isteri Kontrolir Belanda, adalah Fatimah yang dicari-cari. Mulai perbedaan faham dengan sep-dokter Dr. Peruhuman, dokter residen di Tanjung Pinang. Dr. Hakam menulis artikel ilmiahnya dalam majalah ilmu kedokteran tentang buok atau gondok “Struma Endemica”. Bersedia-sedia menghadapi soal baru.

BAB III - RIMBU DAN BANJIR BESAR

BAB IV - SANG HARIMAU

BAB V - DUKUN DUSUN

BAB VI - EMAS DAN KARET

BAB VII - RIMBU DAN MASYARAKAT

BAB VIII - KELANA KEMBALI MENGEMBARA

BAB IX - DIPAKSA MENINGGALKAN INDRAGIRI DAN SUMATERA

  • Bersiap-siap akan berangkat dari daerah dimana Dr. Hakam begitu lama bekerja. Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Rakyat Indragiri mengirim surat kepada pemerintah Hindia Belanda supaya mencabut pengusiran Dr. Hakam.
  • Rakyat biasa yang setia kepada dokternya. Pegawai negeri yang takut terlibat dalam soal Dr. Hakam.
  • Sementara di Eropah Jerman-Hitler telah menduduki seluruh Eropah Barat. Hitler berperang dengan Russia.
  • Singapore, harapan Belanda sebagai banteng kuat buat menahan tentara Jepang. Berita Dr. Hakam diusir karena dituduh sebagai kommunis masuk surat kabar Belanda.
  • Dr. Hakam tidak sudi tunduk begitu saja kepada nasib yang ditimpakan padanya. Keluarga Dr. Hakam meninggalkan Indragiri, dan menuju Jakarta.
  • Don Kisot, Dr. Hakam berjoang terus.